Menjadi Ibu Mumpuni




Mumpuni... ( Kayak nama temenku aja... Mba Nunik biasa di panggil. 

Ups... baru tau lho kalo dia istri p Wawan... he he he). 

 Orang Jawa bilang, mumpuni artinya bisa segalanya.

 Pepatah bilang, mulai urusan sumur,dapur sampe kasur ... 'wanita' ahlinya. 

 Menjadi seorang ibu, mungkin cita2 hampir semua wanita. Namun tidak semua wanita bisa menjadi 'Ibu Mumpuni'. Ada yang hanya sebatas wacana, ada juga yang sampai berpeluh dan dahaga guna meng-up grade kapasitasnya sebagai seorang ibu. 

 Kalo saya berprinsip, tugas sebagai seorang ibu tidak berhenti sampai di usia anak-anak kita lepas dewasa.  Apalagi hanya sampai usia balita. {memang ada, ibu-ibu yang tega menghentikan tugasnya hanya sampai usia balita?}.

Saat ini, sering kan kita lihat sosok ibu yang dengan mudahnya menyalahkan sekolah ketika mendapati anaknya melakukan kesalahan atau perbuatan yang tidak baik. Ini, memeperlihatkan betapa si ibu merasa tugasnya sebagai pembimbing anak2 sudah didelegasikan ke sekolah.

 Mumpuni bagi saya, karena tugas utama ibu adalah sebagai pendidik anak-anak. Ibu harus punya konsep yang jelas tentang karakter anak yang ingin dia bangun. Semua aspek pembentuknya dia tau, kalo perlu perbandingan berbagai karakter, lengkap dia punya ensiklopedinya(tapi bukan hanya sebatas idealisme semata tanpa ada unsur keteladanan).

Kemudian ibu juga harus tau ke mana keluarga ini akan dibawa, ibaratnya sebuah kendaraan umum, sebagai kondektur, kita harus cerdas menterjemahkan keinginan si supir(suami). Punya rencana yang jelas, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. 

Punya komitmen yang jelas dengan pasangan untuk senantiasa mengingatkan untuk kembali pada "Visi" keluarganya. Pandai mengelola rumah tangganya dari sekedar pemilihan tanaman di beranda hingga menu apa yang paling sesuai dengan selera dan budget keluarga. 

 Mumpuni bagi saya tidak pernah selesai. Akan terus menemani kita sepanjang hayat masih di kandung badan.

 Mumpuni bagi saya 'selalu' menjadi sebuah proses pembelajaran yang tidak akan pernah sama antara satu pengalaman hidup dengan pengalaman hidup yang lain.

Mumpuni bagi saya, tidak hanya kita rasakan manfaatnya bagi keluarga kita.

 Tapi juga untuk orang lain dan khalayak. Hingga terkumpulah Ibu-Ibu Mumpuni yang mampu menopang negara. Mencetak generasi yang penuh barokah. Hingga selamat dunia dan akhirat.

Komentar

Postingan Populer